Laser balasan dari supporter Indonesia tidak terjadi karena menurut Nugraha Besoes, dia sudah bekerja sama dengan panitia dan pihak keamanan secara detil, dia tidak sadar kalau serangan balasan tidak terjadi karena suporter Indonesia tidak menginginkannya, karena kalau saja suporter memaksa maka pihak keamanan tidak akan bisa membendungnya.
Hal inilah yang membuat semua orang bangga, supporter Indonesia makin dewasa tidak melakukan pembalasan dan kerusuhan yang dikhawatirkan juga tidak terjadi. Meski kalah Aggregate 4 – 2, meski kecewa tidak mendapatkan Trophy supporter pulang dengan tertib dan tersenyum dengan bangga mengenakan Garuda di dada mereka.
Malam itu status di facebook dan twitter menunjukan kekecewaan tapi besoknya Ucapan Selamat terhadap kemenangan Sukan Muda Harimau Malaya mengalir deras dari supporter Indonesia. Ternyata kita adalah Bangsa yang Besar hal ini membuat saya merasa semakin Bangga dilahirkan sebagai waga NKRI.
Sementara media Malaysia yang menyerang balik bahwa laser di mulai di GBK serta pernyataan yang memojokan panitia, suporter dan media di Indonesia dan pelayanan kendaraan khusus untuk keamanan yang disalah artikan itu biarlah masyarakat dunia yang menilai dan biarkan AFC yang memberikan hukumannya (walaupun ragu kalo mereka dapat hukuman berat, Markas AFC kan di Malaysia ya????)